Kamis, 07 Januari 2016

ISTIQAMAH BERBISNIS SYARIAT

Muamalah - Istiqomah Berbisnis Syariat

Oleh : Al Ustadz Zaenal Abidin Syamsuddin.Lc,

Persaingan bisnis saat ini sudah tidak sehat, bahkan ada yang berani berkata jangankan mencari yang halal yang haram saja susah dapatnya. Mereka tidak lagi memperhatikan usaha apa yang harus ia rintis halal atau haramkah usaha tersebut, yang ada dalam otak mereka adalah yang penting usaha yang akan dijalankan prospeknya tinggi dan menjanjikan untung besar, atau mereka yang sudah menjalankan bisnisnya bagaimana bisa membuat usahanya maju  dan selalu untung tidak peduli mereka melakukan penipuan, pemalsuan atau bentuk usaha lain yang dilarang syareat.
            Seorang pengusaha muslim harus mempunyai keyakinan dan keinginan yang kuat, untuk mencari usaha yang halal sehingga rezekinya diberkahi Allah. Namun untuk istiqomah melakukan bisnis yang halal saat ini memang tidak mudah karena kita terbentur dengan system dan peluang tapi bukan berarti tidak bisa asalkan kita  mempunyai  kemauan keras dan memohon taufik serta rahmat dari Allah.  Tanpa taufik dan rahmat dari Allah manusia makhluk yang lemah tidak akan mampu istiqomah mencari yang halal ditengah komunitas yang jauh dari syariah.
            Seorang pengusaha Muslim harus senatiasa berpegang teguh kepada syariat dalam menjalankan usaha bisnisnya, tetap menjaga kehalalan produk dan kebenaran dalam cara berbisnis, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

               Pertama: Mengenali Tabiat kehidupan Dunia

                  Dengan mengenal tabiat dunia bahwa yang terkadang di dalam dunia adalah kesulitan dan kepayahan, godaan dan cobaan, serta rayuan dan fitnah, sehingga membuat manusia akan berhati-hati dalam melangkah agar tidak tergoda rayuan setan melakukan bisnis yang haram atau melakukan cara yang haram dalam berbisnis. Meskipun mengalami ujian keterpurukan dalam berbisnis dan terbuka lebar kesempatan haram dalam berbisnis dia tetap istiqomah diatas jalan yang lurus.  Allah berfirman yang artinya: “Dan bahwasannya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu(agamaIslam) benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rizki yang banyak). (Al Jin:16).

            Ketahuilah bahwa harta sedikit tetapi halal dan berkah ibarat sapi, sekali lahir satu ekor tetapi banyak bermanfaat dan dinikmati manusia, sementara harta haram walaupun banyak tetapi tidak berkah laksana babi sekali lahir bisa puluhan namun tidak bermanfaat, lenyap dan raib tak berbekas.

               Kedua: Seluruh kekayaan Anda milik Allah dan akan kembali kepada-Nya

             Manusia dalam mengusai harta, mengkonsumsi kenikmatan dan menggunakan sarana hidup ibarat memakai barang pinjaman yang dituntut untuk bersikap hati-hati dan amanah, sehingga saat mengembalikan barang pinjaman hendaknya tidak membuat marah dan kecewa pemiliknya yaitu Allah maka Allah berfirman: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya.(An Nahl:53).

                 Sesungguhnya perjalanan anak manusia yang penghabisan dan tempat kembalinya yang terakhir adalah Allah sang Pemilik Yang Hakiki. Pada saatnya manusia harus meninggalkan kehidupan duniawi untuk datang kepada Tuhannya sebagaimana ia diciptakan pada saat pertama kalinya, ia datang menghadap Tuhannya seorang diri sebagaimana ia diciptakan pada saat pertama kalinya, ia menemui Tuhannya seorang diri tanpa keluarga, tanpa harta dan pedamping kecuali seluruh perbuatannya selama di dunia yang baik maupun yang buruk.  Hal ini akan menambah keteguhan hati dalam berbisnis yang halal, sehingga tidak berpaling ke hal-hal yang haram walaupun sangat menggiurkan hati.

              Ketiga: Yakin Terhadap Balasan Istiqamah.

                 Keimanan terhadap kehidupan akherat merupakan landasan hidup dan kontrol paling efektif pada tiap perbuatan manusia untuk tetap istiqamah dalam menekuni usaha halal, mantap dalam menjalani profesi berbasis syareah dan tetap tegar di tengah godaan dan iming-iming harta haram. Karena akherat sebagai tempat pahala dan siksa, hisab dan balasan membuat setiap hamba senantiasa istiqamah dan tidak mau keluar keringat tanpa balasan surga, bahkan setiap saat selalu ingat pahala surga, karena dalam pandangan seorang mukmin kenikmatan surga tidak bisa ditukar dengan kenikmatan duniawi sebesar apapun, sebab Allah berfirnan: Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.( al-‘Alaa: 17).

              Keempat: Membaca al-Qur’an, Dzikir dan Doa

            Di antara sarana paling utama untuk merealisasikan istiqomah dan keteguhan dalam berbisnis di tengah cobaan dan tantangan adalah membaca al-Qur’an karena Allah berfirman: Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya (al-Qur’an) dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (al-Furqan: 32).

            Sementara doa, dzikir, permohonan, pendekatan diri dan penyerahan diri kepada Allah dengan rendah hati dan penuh kekhusyuan termasuk cara paling tepat untuk meraih keistiqamahan dalam menekuni usaha halal sebagaimana firman Allah: ”Dan Rabbmu berfirman :”Berdoalah kepadaKu niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.(Al Mukmin: 60)

            Dari Anas bin Malik bahwa beliau bersabda: “Janganlah merasa lemah dalam berdoa, karena tidak orang yang celaka karena berdoa.” (diriwayatkan Hakim dalam Mustakraknya)

             Oleh sebab itu, para pengusaha muslim jangan sampai berhenti berdoa memohon keteguhan di dalam menjalankan bisnis agar tidak melakukan tindakan yang membahayakan, agama, diri sendiri maupun kaum muslimin pada umumnya. Banyaklah berdoa yang artinya: “Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk. (Ali Imran:8).


                Membaca al-Qur’an, Berdoa dan Berdzikir kepada Allah dapat memberikan kepada seorang hamba dua kebaikan, dunia dan akherat, serta menolongnya untuk menghadapi kesulitan hidup dan melakukan ibadah serta ketaatan.

Sumber http://zainalabidinsyamsuddin.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar