AGAR HIDUP MURAH REJEKI
Oleh : Al-Ustadz Zaenal Abidin Syamsuddun Lc
Urusan dunia merupakan perkara
yang paling banyak menyita perhatian orang, keberhasilan dan kesuksesan
diukur dengan harta, banyak diantara mereka menjadi budak dunia, bahkan
lebih parah lagi, mayoritas kaum muslimin memandang bahwa berpegang
teguh dengan ajaran Islam akan mengurangi peluang mereka dalam mengais
rizki. Ada segilintir orang yang masih punya keinginan untuk memelihara
sebagian aturan syariat Islam tetapi mereka mengira bahwa jika ingin
mendapat kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya
menutup mata dari sebagian aturan Islam terutama yang berkenaan dengan
etika bisnis dan hukum halal haram,.
Mereka lupa atau mungkin pura-pura
lupa bahwa sang khalik mensyareatkan agama-Nya bukan hanya sebagai
petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akherat saja. Akan tetapi Allah
juga mengarahkan agar mereka sukses dan bahagia di dunia dan akherat
seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah: Wahai Tuhan kami karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akherat dan jagalah kami dari siksa api Neraka. (Al Baqarah 201).
Islam tidak membiarkan seorang
Muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah, bahkan telah
memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika mulia agar mereka
mencapai kesuksesan ketika mengais rizki, sehingga terbuka pintu
kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki
kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak, serakah dan menghalalkan
segala cara untuk membuka peluang usaha dan bisnis sehingga mampu meraih
harta yang halal dan terbentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi
masyarakat madani dan beradab.
Seluruh harta kekayaan milik Allah
sementara manusia hanya sekedar sebagai pengelola, maka orang yang
bertugas sebagai pengelola tidak berhak keluar dari aturan Pemilik harta
(Allah), maka sungguh sangat menyedihkan bila terdapat sebagian orang
yang berpacu untuk meraih kenikmatan dunia dengan menghabiskan seluruh
waktunya, sementara mereka melupakan tujuan utama penciptaan, yaitu
beribadah kepada-Nya sebagaimana firman Allah: Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki
Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51:56-58).
Sumber : http://zainalabidinsyamsuddin.com/
AGAR HIDUP MURAH REJEKI
Oleh : Al-Ustadz Zaenal Abidin Syamsuddun Lc
Urusan dunia merupakan perkara
yang paling banyak menyita perhatian orang, keberhasilan dan kesuksesan
diukur dengan harta, banyak diantara mereka menjadi budak dunia, bahkan
lebih parah lagi, mayoritas kaum muslimin memandang bahwa berpegang
teguh dengan ajaran Islam akan mengurangi peluang mereka dalam mengais
rizki. Ada segilintir orang yang masih punya keinginan untuk memelihara
sebagian aturan syariat Islam tetapi mereka mengira bahwa jika ingin
mendapat kemudahan di bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya
menutup mata dari sebagian aturan Islam terutama yang berkenaan dengan
etika bisnis dan hukum halal haram,.
Mereka lupa atau mungkin pura-pura
lupa bahwa sang khalik mensyareatkan agama-Nya bukan hanya sebagai
petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akherat saja. Akan tetapi Allah
juga mengarahkan agar mereka sukses dan bahagia di dunia dan akherat
seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah: Wahai Tuhan kami karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akherat dan jagalah kami dari siksa api Neraka. (Al Baqarah 201).
Islam tidak membiarkan seorang
Muslim kebingungan dalam berusaha mencari nafkah, bahkan telah
memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika mulia agar mereka
mencapai kesuksesan ketika mengais rizki, sehingga terbuka pintu
kemakmuran dan keberkahan. Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki
kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak, serakah dan menghalalkan
segala cara untuk membuka peluang usaha dan bisnis sehingga mampu meraih
harta yang halal dan terbentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi
masyarakat madani dan beradab.
Seluruh harta kekayaan milik Allah
sementara manusia hanya sekedar sebagai pengelola, maka orang yang
bertugas sebagai pengelola tidak berhak keluar dari aturan Pemilik harta
(Allah), maka sungguh sangat menyedihkan bila terdapat sebagian orang
yang berpacu untuk meraih kenikmatan dunia dengan menghabiskan seluruh
waktunya, sementara mereka melupakan tujuan utama penciptaan, yaitu
beribadah kepada-Nya sebagaimana firman Allah: Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki
supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki
Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51:56-58).
Sumber : http://zainalabidinsyamsuddin.com/